Rabu, 09 Februari 2011

Alor - Solor, Perluasan Konservasi Kawasan Laut Daerah

Sepanjang 2008, WWF-Indonesia memfasilitasi inisiasi warga dan Pemerintah NTT untuk memproteksi dua pulau yakni Pulau Lapang dan Batang di wilayah Selat Pantar. Proteksi tersebut menambah luas konservasi laut daerah yang ditargetkan menjadi 500,000 hektar pada tahun 2009 ini.

Langkah ini merupakan keberhasilan yang akan memberi manfaat jangka panjang bagi warga. Kabupaten Alor, dan terutama kawasan Laut Sawu, merupakan wilayah dengan karakteristik unik dan kekayaan sumberdaya alam yang tinggi yang mempersatukan 20 kabupaten dan Kota se Nusa Tenggara Timur. Laut Sawu dikelilingi oleh Pulau Rote, Sabu dan Sumba bagian Selatan, Pulau Flores, Lembata dan Alor dan di bagian Timur Pulau Timor. Wilayah ini memiliki ekosistem terumbu karang baik dan menjadi jalur migrasi bagi 11 jenis mamalia laut besar, diantaranya paus biru dan sperm, menjadi lokasi tempat bertelurnya penyu,memiliki keragaman hayati laut yang tinggi dan tersebar pada pulau-pulau kecil dan besar serta menjadi fishing ground potensial bagi armada penangkapan ikan.


Dukungan Pemerintah merupakan langkah kongkrit untuk melanjutkan kerja-kerja konservasi di wilayah Solar Alor. Sepanjang 2008, Pemerintah Alor melegalkan peraturan untuk memproteksi biota laut yang dilindungi dan mendukung sepenuhnya proses kerja tim proteksi area. Dukungan tersebut memastikan adanya sinersitas kerja untuk hasil lebih baik.

Tahun 2008 juga menjadi tahun yang baik bagi WWF-Indonesia, dimana survey baseline atas sosial ekonomi di 21 desa target kawasan Solor-Alor telah selesai. Baseline ini menjadi perangkat pendukung utama untuk memastikan keikutsertaan warga terhadap pengelolaan sumberdaya alam secara lestari dan penguatan komunitas di tingkat mereka akan membantu pemahaman mereka atas pemanfaatan sumber daya alam sekitarnya.

Di level generasi muda, WWF-Indonesia project Solor-Alor memfasilitasi transfer pengetahuan tentang sumberdaya alam melalui penerapan muatan lokal dan mendapat respon dari 24 guru yang konsisten untuk untuk mengembangkan kurikulum lokal lingkungan hidup tersebut. Muatan lokal pendidikan hidup bisa diterapkan secara sederhana dan terkait erat dengan kerja-kerja yang telah dibangun oleh departemen pendidikan, departemen perikanan dan kelautan, Bappedalda, Bappeda dan departemen kehutanan. WWF-Indonesia juga mengkontribusikan kapal pendidikan yang dimanfaatkan oleh generasi muda dan para guru untuk mengenal pendidikan laut dengan detail.

Sumber :
http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/upaya_kami/marine/wherewework/coresite/alor_solor/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar