Keruni, Ibu Kota Sumba Barat di tahun 1800 an. Tempat Kubur Batu (Sarkofagus) bertebaran, tempat nenek moyang ditempatkan dalam kedudukan tinggi, tetap hidup dalam keseharian.
Berjarak 45 menit dari Waitabula, Terletak di Sumba Barat daya.
Hasil bincang-bincang dengan Om Edu:
- Kubur Batu terbuat dari batu putih utuh yang terdiri dari dua bagian.
- Bagian bawah berbentuk piramid terpancung ukuran 3x3m (ukuran bervariasi), didalamnya dilubangi menjadi 4 bagian. Setiap bagian tersebut berukuran kira-kira 60x60x80cm, disemayamkan jenasah dalam posisi duduk seperti bayi dalam kandungan. Satu Kubur Batu bisa berisi Bapak, Istri (satu istri pertama), dan Anak.
Child and their anchestor
- Bagian atas sebagai tutupnya merupakan batu putih utuh dibuat lempengan setebal 30-50 cm lebar 3mx3m (ukuran bervariasi) sesuai dengan bagian bawah.
- Batu-batu tersebut ditarik menggunakan akar atau kulit kayu yang di pilin. ditarik oleh kaum laki-laki dan kaum ibu menyemangati dengan genderang dan nyanyian dari atas batu yang ditarik.
Keruni dahulu merupakan Ibu Kota Pemerintahan Sumba bagian Barat. Diperintah oleh seorang Raja I yang merupakan Ketua Dewan Raja-raja Kecil (Raja II) semacam serikat kerajaan-kerajaan kecil.
Keruni sekarang tinggal menjadi Desa setelah ibu kota di pindah ke Waikabubak, karena perang saudara dan ibu kota Keruni dibakar pada sekitar tahun 1900an. Campur tangan Belanda dalam perang saudara (atau mungkin Belanda yang mengadu domba), setelah terjadi saling bunuh antar saudara, 4 orang yang berselisih diasingkan ke Sumbawa, 2 orang ke Flores, dan ke Atambua.
Mulai saat itu Keruni di atur oleh Belanda, kekuasaan Raja berkurang jauh, dan ketidakmampuan mengatur pemerintahan membuat kemuduran Keruni, ditambah pemindahan Ibu Kota Sumba Barat ke Waikabubak.
Sumber :
http://www.travelpod.com/travel-blog-entries/nudujohn/10/1243828800/tpod.html
Sumber Gambar:
http://id.winelib.com/wiki/Kabupaten_Sumba_Barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar